Indonesia Penghasil Sampah Plastik Nomor Dua di Dunia

Indonesia menduduki urutan kedua sebagai negara dengan sampah plastik terbanyak di lautan. Posisi Indonesia hanya berselang satu peringkat dengan Tiongkok.
Kondisi sampah plastik di lautan Indonesia sudah begitu mengkhawatirkan karena mempengaruhi sejumlah kawasan wisata yang menjual keindahan laut seperti Pulau Seribu dan Bunaken.
"Indonesia dalam konteks lingkungan laut adalah juara dua dalam polusi sampah plastik. Nomor 1 Tiongkok, nomor 2 kita, dan sampah plastik yang sudah begitu besar jumlahnya sudah mencapai daerah-daerah wisata sehingga kita mengalami kerugian karena turis tidak akan datang," kata Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Arif Havas Oegroseno, dalam diskusi di kantor Center for Strategic and International Studies (CSIS) di Jakarta, Senin (7/12).
Sampah plastik yang mencemari lautan.

Mantan duta besar RI untuk Belgia yang akrab disapa Havas itu mengungkapkan persoalan sampah plastik di laut sudah pelik. Penyebabnya karena polusi dari daratan (land based polution), terutama kebiasaan orang membuang sampah sembarangan.
"Kalau kita kampanye besar-besaran, promosi besar-besaran mengenai daerah wisata kita, setelah itu orang-orang datang melihat banyak sampah plastik dan dibagi ke media sosial, malu kita," ujar Havas.
Dia mengatakan, Kemko Maritim akan menyusun kebijakan penanggulangan sampah plastik, serta menggelar aktivitas dan konferensi tentang sampah plastik pada tahun depan. Dia menambahkan Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli bersama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja juga sudah bertemu untuk membahas rencana menjadikan Pulau Seribu sebagai satu dari 10 prioritas pariwisata.
"Yang dilakukan di Bali sudah bagus, bersih-bersih pantai. Program kemasyarakatan seperti itu harus diberdayakan, selain itu perlu juga recycling karena kalau diambil sampahnya lalu ditaruh di tempat lain percuma juga," ujar Havas.
Havas mengatakan Indonesia juga tercatat sebagai negara penyumbang emisi karbon terbesar kelima dunia. Tapi sayangnya, prestasi Indonesia yang juga negara penyerap karbon tidak diperhitungkan.
Dia mengatakan Konferensi Iklim PBB atau Conference of Parties 21 (COP21) di Paris yang masih berlangsung saat ini, hanya memperhitungkan faktor hutan, namun melupakan lautan. Padahal, Indonesia memiliki 22,6% mangrove dunia dan 30% rumput laut dunia.
"Kita juga punya kapasitas luar biasa untuk menyerap karbon," kata Havas.

Comments