Masa-masa Menjelang Kematian Pak Raden

Ia pernah mengenyam pendidikan seni rupa di Institut Teknologi Bandung. (Via: beranda.co.id)

Penyakit dan kondisi yang mengharuskan Pak Raden duduk di atas kursi roda bukan penghalang bagi pendongeng termashyur ini untuk terus berkarya.

Di tahun 2013, saat tim Liputan6.com mendatangi kediamannya di kawasan Kapuk, Jakarta Utara, Pak Raden terlihat semangat dan sumringah menyambut kehadiran tim kami. Padahal waktu itu Pak Raden yang identik dengan kumis tebal dan tongkat ini tengah mengalami penyakit persendian.

"Penyakitnya memang penyakit orang tua, tapi semangat Pak Raden tetap semangat anak muda," kata Pak Raden kala itu.



Bahkan, Pak Raden berujar bakal merilis buku bergambar tentang wayang yang diberi judul Suti dan Trimo. "Saya mengerjakan buku itu dalam kondisi seperti sekarang ini," kata Pak Raden waktu itu.

Dua tahun berselang, kondisi serupa masih dialami Pak Raden. Ia hanya mampu beraktivitas jika duduk di atas kursi roda. Dia masih mendongeng, melukis, dan menghadiri sejumlah acara. Bahkan, Pak Raden sempat datang ke acara penghargaan yang diadakan salah satu infotainment, lalu menerima Lifetime Achievement. Pak Raden berhak menerima rumah sebagai hadiahnya.

Dua hari setelah acara itu, Pak Raden seharusnya menjadi narasumber dalam acara Bintang Nutricia. Namun, para tamu yang ingin bertemu dan melihat aksi Pak Raden harus gigit jari karena beliau tidak hadir. Panitia mengatakan baru mendapat telepon dari keluarganya kalau kondisi Pak Raden tidak memungkinkan dia untuk hadir siang itu.

Beberapa hari berselang, para penggemar dikagetkan dengan kabar yang menyebut Pak Raden meninggal dunia di usia 82 di Rumah Sakit Pelni Petamburan, Jumat (30/10/2015) malam.

Lewat Facebook pribadinya, asisten Pak Raden bernama Prasodja Chusnanto menulis;

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un telah wafat kakek kami tercinta, guru bangsa, legenda dongeng Indonesia, maestro sketsa Indonesia Drs Suyadi (Pak Raden), pada hari jumat malam jam 22.20 WIB. Mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar besarnya, segala salah, khilaf dan kekurangan. Semoga yang pergi diberikan tempat yang indah, dimasukan ke dalam barisan orang yang beriman, diterima segala amal ibadahnya, menjadikan segala karyanya cahaya yang menerangkan. Aamin ya robbal alamin."
Selamat jalan Pak Raden, karyamu tetap terkenang.

http://health.liputan6.com/read/2353966/masa-masa-menjelang-kematian-pak-raden

Comments

Popular posts from this blog

Dzikir dan Do'a Setelah Sholat Lengkap

Bacaan Dzikir Setelah Sholat

Biografi KH Wahid Hasyim

Oleh-oleh Non Makanan Surabaya, cuma 35ribu

Do'a Setelah Sholat